Perkembangan Social Media di Indonesia
Perkembangan media sosial di Indonesia semakin berkembang pesat
sejak didukung infrastruktur baik dari perangkat, jaringan internet
maupun teknologi. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) di tahun 2012, 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan
Internet dan sebanyak 95 persen aktivitas akses dunia maya adalah
membuka media sosial. Indonesia saat itu diramal akan menjadi pengguna
media sosial paling aktif dan dari segi jumlah paling besar. Mengapa ini
bisa terjadi, dikarenakan mobile internet yaitu web perangkat mobile
dan harga smartphone semakin terjangkau buat semua kalangan.
Sejak diperkenalkan The Third Screen (layar ketiga) oleh Apple Corp.
yaitu dengan kehadirian Iphone di tahun 2007 dan Ipad (kategori Phablet)
di tahun 2010, semakin mempopulerkan istilah ini. The third screen
adalah peranti yang digunakan oleh telepon selular yang memiliki
perangkat komputasi portable. Phablet adalah gabungan fungsi telepon dan
tablet yang merupakan telepon pintar yang memiliki ukuran lebih dari
besar dari handphone yang berkisar 5 dan 8 inchi. Istilah ini merupakan
bagian dari perkembangan dan kemajuan teknologi di bidang infrastruktur
dan jaringan komunikasi, sehingga makin meningkatkan perkembangan media
sosial di tanah air Indonesia. Dari usia tua, muda, remaja dan anak
setidaknya memegang salah satu alat teknologi ini untuk keseharian
mereka dan menjadi barang utama dan menemani keseharian.
Kini media sosial bukan hanya platform komunikasi dan bersosialisasi,
tetapi juga digunakan ranah politik dan pemerintahan, yang terjadi
sepanjang ranah media sosial di Indonesia sepanjang 2014, yaitu:
- Orang Indonesia makin sosial
Terbukti jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai lebih dari 70
juta, Twitter mencapai 20 juta pengguna, Chatting Line mencapai 30
juta, dsbnya.
- Apapun bisa jadi viral
Banyak hal yang unik dan kontroversial di media sosial, salah satunya
adalah titip doa berbayar, unik seperti iklan mastin, dan kasus
Florence sihombing yang menghina Jogjakarta hingga ke ranah hukum.
- Makin marak petisi online
Orang Indonesia juga makin gemar membuat petisi online dengan
kasus-kasus kontroversial yang bertujuan untuk menggalang massa, seperti
“Revisi UU pelecehan seksual”, “Hentikan siaran TV YKS” hingga tuntutan
“Pembubaran TV One”. Di ranah politik pun, Facebook juga meluncurkan
pelacak pemilu yaitu “Facebook Suara Indonesia” yang bertujuan memantau
kepopuleran calon Presiden berdasar jumlah mention yang di posting dan
posisi geografis.
- UU ITE masih bermasalah
Adanya peraturan yang dibuat tahun 2008 dalam bentuk perarturan
tentang informasi dan transaksi elektronik, dimana memungkinkan menuntut
orang yang membuat mereka terpojok dan memfitnah melalui media sosial.
Sehingga harus berhati-hati dalam mengeluarkan kritikan terhadapa
seseorang, contoh kasus Florence Sihombing. Banyak yang merasa masih
memiliki celah, membingungkan, hukuman tidak sesuai, penegak hukum juga
tidak sepenuhnya memahami peraturan tsb.
- Dari berjualan hingga kontes
Orang Indonesia juga menggunakan dalam ajang penjualan produk, selain
itu juga media sosial digunakan sebagai kontes. Pada ajang Indonesia
Idol, Indonesia mencari bakat, menggunakan Twitter agar pengguna
memberi vote melalui Twitter, dan ajang kontes bakat lainnya.
- Masuki ranah politik
Media sosial memiliki peranan yang sangat penting pada saat pemilihan
presiden tahun 2014. Platform Facebook, You Tube, Sound-Cloud, Twitter,
dsbnya digunakan sebagai alat promosi untuk berkampanye. Grup Bakrie
sampai membeli Path untuk menjaring pengguna untuk memilih Abul Rizal
Bakrie sebagai Presiden dan juga partai Golkar. Menurut tim data
Facebook, ada sekitar 200 juta perbicangan seputar pemilu Presiden di
jejaring sosial yang meliputi posting dan komentar.
- Media sosial besar buka kantor di Indonesia
Akibat potensi pasar pengguna media sosial di Indonesia yang saat
menguntungkan untuk Facebook, Twitter dan Path hingga mereka mendirikan
kantor di tanah air Indonesia.
Perkembangan media sosial apabila dikelola dengan baik maka
komunikasi yang akan disampikan akan jauh lebih bermanfaat bagi
masyarakat, semisal sosial media yang membahas tentang suatu kejadian
yang mana kejadian tersebut menceritakan suatu peristiwa bencana alam,
dengan adanya berita tersebut masayarakat antusias peduli dengan warga
yang terkena bencana tersebut, semisal penggalangan dana korban bencana
alam, suport bantuan orang untuk datang ke lokasi bencana dan membantu
warga. Selan itu sekarang banyak orang memanfaatkan media social sebagai
sarana menunjang bisnis, diantaranya adalah jual beli, pemasaran
produk, dan lain sebagainya.
Jadi pemanfaatan teknologi itu harus selalu dioptimalkan karena
teknologi tidak akan pernah berhenti, atau kita yang akan ketinggalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar